MATERIAL BALANCE AHLIL KUBUR
Oleh: Jum’an Basalim
Suatu hari saya ziarah kubur untuk mendoakan arwah keluarga saya. Selesai berdoa saya duduk di mobil yang saya parkir ditepi kuburan menghadap ke barisan makam yang sangat luas. Karena angin semilir dan pintu mobil terbuka sayapun mengantuk sambil memandangi orang-orang yang berziarah, kambing-kambing tanpa gembala makan rumput dan semak yang tumbuh maupun ditanam diatas tanah pekuburan.
Rumput itu tentulah tumbuh dari air dan zat-zat yang diserap dari tanah dibawahnya dimana jazad ahlil kubur terbaring dan telah terurai. Kalau begitu karbon, hydrogen, nitrogen serta semua unsur yang membentuk rerumputan itu sebagian berasal dari jasad yang terkubur dibawahnya.
Sayapun terlelap karena lamunan itu dan terbangun setengah jam kemudian.
Dalam perjalanan pulang saya mampir makan siang diwarung sate dekat rel kereta belum jauh dari kuburan itu. Sambil makan terlintas dalam pikiran saya………bukan tidak mungkin sate ini berasal dari salah satu kambing yang banyak merumput di kuburan tadi. Yang dagingnya tumbuh dari rumput kuburan…..yang berasal dari jazad keluarga saya sendiri??
Ya ampun…setidaknya satu dua atom carbon almarhum keluargaku masuk dan ikut menyusun jasad badanku. Skema besarnya adalah: semua makhluk hidup didunia inni akan terurai menjadi unsur-unsur dasar yang dapat menjadi barang baru apa saja. Menjadi bagian dari rumput, ternak, manusia, bahkan menjadi udara kota dan air sungai. Menurut kaidah material balance, tidak ada yang hilang hanya berubah bentuk…………….